Ada Apa di Balik Valentine Day's ??
Tanggal 14 Februari seakan-akan menjadi hari yang khusus bagi manusia
secara umum, bahkan bagi seorang muslimah sekalipun. Dengan pengaruh
dari berbagai media dan lingkungan, para gadis sibuk ikut-ikutan
merayakan hari tersebut. Ada yang sibuk membuat coklat dan kue-kue
untuk orang yang disayanginya, mengirimkan kartu, atau sengaja
mengkhususkan membuat pengakuan cinta untuk lelaki pujaan hatinya. Na’udzubillah min dzalik. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan untuk dijauhkan dari perbuatan tersebut…
Setelah mengetahui fatwa-fatwa yang ada
pada artikel sebelumnya, ada baiknya kita juga mengetahui asal usul
adanya hari valentine. Dengan demikian, insya Allah kita akan lebih
berhati-hati dan tidak segan-segan untuk meninggalkan hari raya
tersebut. Apalagi jika kita benar-benar ingin menjadi wanita muslimah
sejati, yang sangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dan sangat takut
dengan hukuman-Nya dan berharap keridhoan-Nya. Artikel berikut ini
banyak menukil dari majalah As Sunnah dengan disertai berbagai tambahan
dari penulis.
Definisi Valentine’s Day
Terdapat beberapa definisi yang terdapat di majalah As Sunnah edisi 11 tahun I untuk menjelaskan tentang hari valentine ini.
Pertama,
A day on which lovers traditionally exchange affectionate
messages and gift. It is ovserved on February 14, the date on which
Saint Valentine was matyred. (The Encyclopedia Americana, volume XXVII, hal 860)
“Sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara
tradisi saling mengirimkan pesan-pesan cinta dan hadiah-hadiah. Hari
itu diperingati pada tanggal 14 Februari, suatu hari di mana St.
Valentine mengalami martir.”
Kedua,
The date on the modern celebration, February 14, is believed to
derive in the execution of a Christian martyr, St. Valentine, on
February 14, 270. (The Encyclopedia Americana, volume XIII, hal. 464)
“Tanggal 14 Februari adalah perayaan modern yang diyakini berasal
dari hari dihukum matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine
pada tanggal 14 Februari 270 M.”
Ketiga,
Valentine, St. priest and physician of Rome who suffered
martydorn probably during the persecution under Claudius II in 269. his
feast is on 14 Feb. The custom of sending valentines probably had its
origin in a heathen practice connected with the worship of Juno
Februalis at the Lupercalia(*) or perhaps in the mediaval belief the
birds commenced to mate onf 14 Feb. (Everyman’s Encyclopedia, volume XII, hal 388).
“St. Valentine adalah seorang pendeta dan tabib dari Roma yang
(dianggap) martir sewaktu kaisar Claudius II pada tahun 269 M.
Peringatan tersebut pada tanggal 14 Febuari. Kebiasaan dengan mengirim
valentine-valentine berasal dari upacara penyembahan berhala yang
dikaitkan dengan peribadatan Juno Februarlis di goa Lupercal, atau
(bisa jadi) pendapat bahwa burung-burung kwain pada tanggal 14
Februari.”
(*) Lupercalia merupakan upacara keagamaan (ritual) yang
dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno yang dilaksanakan setiap tahun
untuk menyembah dewa Lupercus, yang oleh mereka dianggap sebagai dewa
kesuburan, dewa padang rumput dan pelindung ternak. Sebagai suatu
upacara ritual kesuburan, Lupercalia juga dihubungkan dengan
penghormatan dan penyembahan kepada dewa Faunus sebagai dewa alam dan
pemberi wahyu. Upacara atau festival tersebut dipimpin dan diawasi oleh
suatu badan kegamaan yang disebut Luperci dan para pendetanya disebut
Luperci.
Setiap upacara Lupercalia dimulai dengan mengorbankan beberapa
ekor kambing dan seekor anjing yang dipimpin oleh para Luperci. Upacara
tersebut dilakukan di dalam sebuah gua bernama Lupercal, berada di
bukit Palatine, yang merupakan salah satu bukit di kota Roma. Setelah
itu dua orang Luperci (dalam sumber lain dua orang pemuda) dibawa ke
sebuah altar, kemudian sebuah pisau yang berlumuran darah disentuhkan
pada kening mereka dan darah itu diseka dengan kain wool yang telah
dicelupkan ke dalam susu. Setelah itu kedua orang tersebut diharuskan
tertawa.
Kemudian para luperci memotong kulit kambing yang dikorbankan
dan dijadikan cambuk. Kemudian mereka berlari dalam dua geromboloan
mengelilingi bukit Palatine dan tembok-tembok kuno di Palatine,
mencambuki setiap wanita baik yang mengikuti upacara maupun yang mereka
temui di jalanan. Para wanita yang menerima cambukan itu dengan senang
hati karena menurut mereka cambukan itu dapat menyebabkan atau
mengembalikan kesuburannya.
Upacara Lupercalia ini terus berlangsung sampai pada masa
pemerintahan Kaisar Constantin Agung (280 – 337 M). Kaisar Romawi ini
adalah kaisar pertama pemeluk agama Nasrani. Lewat masuknya agama
Nasrani itu dan berbagai jalan yang ditempuhnya, dia memegang peranan
penting dalam hal merubah agama yang dikejar-kejar dan diancam
sebelumnya menjadi agama yang dominan (bersifat nasional). Pengaruh
agama nasrani semakin meluas di kerajaan Romawi dan Dewan gereja
memegang peranan penting di bidang politik. Pada tahun 494 M, Dewan
Gereja di bawah pimpinan Paus Gelasius I merubah bentuk upacara
Lupercalia menjadi perayaan purifikasi (pemurnian/pembersihan diri).
Dan pada tahun 496 M, Paus Gelasius I mengubah tanggal perayaan
purifikasi yang berasal dari upacara ritual lupercalia dan tanggal 15
Februari menjadi tanggal 14 Februari.
Keempat,
The St. Valentine who is spoken of as the apostle of Rhaetia, and venerated in passau as its first bishop. (Encyclopedia Briatannica, volume XIV, hal. 949).
“St. Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup yang pertama.”
Kesimpulan dari keempat definisi tersebut adalah Valentine’s day
dirayakan untuk mengormati dan mengkultuskan st. Valentine yang
dianggap martir yang mati dibunuh pada tanggal 14 Februari 269 M
(sumber lain menyebutkan 270 M) dan juga dianggap sebagai seorang
utusan dan uskup yang dimuliakan. Pengambilan istilah itu juga
dikaitkan dengan Lupercalia, upacara keagamaan orang Romawi Kuno dan
juga bahwa burung-burung kawin pada tanggal tersebut.
About the Author
Share This Post
Related posts
0 comments: